Minuman Bali sekarang tengah jadi perbincangan hangat sesudah disebut tepat sasaran sebagai ‘obat’ virus Corona. Hal ini dibongkar Gubernur Bali, I Wayan Koster.
Minuman Bali yakni minuman alkohol khas Pulau Dewata yang terbuat dari fermentasi nira kelapa atau beras merah. Pengerjaan pembuatan bir Bali lazimnya masih tradisional, dikerjakan golongan masyarakat di desa-desa.
Minuman Bali mengandung alkohol dalam kadar bervariasi. Mulai dari 15, 20, sampai 40 persen alkohol. Tapi berbeda dengan minuman alkohol lain, bir Bali juga identik dengan pengobatan tradisional di Bali.
Nama pengobatan itu merupakan usada dengan metode terapi bir Bali. Efeknya disebut-ucap positif untuk pasien COVID-19 tanpa gejala atau tak jarang disebut Orang Tanpa Gejala (OTG) corona. Tingkat kesembuhan OTG yang mendapatkan terapi bir Bali malah hingga 80 persen.
Sebetulnya apa itu bir Bali dan bagaimana kaitannya dengan virus Corona? detikFood merangkum 5 fakta bir Bali seperti berikut:
1. Anggapan dokter soal terapi bir Bali
dokter dari Divisi Alergi Imunologi Klinik, Departemen Penyakit Dalam RSCM-FKUI merupakan Sukamto membeberkan perlu dikerjakan uji klinis sebelum menyebut terapi bir Bali sebagai obat.
“Uji klinis senantiasa punya dasar. Untuk kasus bir Bali, perlu ada dasar berupa zat-zat aktif yang terkandung pada bir terpenting zat aktif yang kapabel membunuh virus. Apabila tak ada kejelasan, ini perlu dipertanyakan,” katanya.
Dia mengukur kandungan alkohol dalam bir Bali sesungguhnya tidak berakibat besar pada kesehatan. Sukamto berujar, “Ada zat toksiknya, etanol, ini merusak hati, gulanya tinggi Daftar Judi Slot Online , itu saja, enggak ada zat lain. Di riset ada kaidah yang namanya acceptable. Misal bir itu di samping untuk kesehatan, di kepercayaan tertentu enggak boleh.”
Di Bali ada sebagian kawasan yang tenar sebagai produsen bir. Diantaranya Desa les di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem dan Desa Merita, Kecamatan Abang Karangasem.
Warga di sana membikin bir Bali dengan metode tradisional. Akibatnya alkohol yang telah dilegalisasi pemerintah tempat ini dijadikan dari tuak atau nira yang disadap dari pohon kelapa atau pohon lontar.
Nantinya akan keluar tetesan air yang rasanya manis. Kemudian tuak didiamkan sebagian waktu dan dicampur sebagian bahan untuk cara kerja fermentasi. , tuak mempunyai kadar alkohol yang rendah dan dapat dikonsumsi.
Lalu untuk menciptakan bir Bali, tuak yang telah difermentasi, disuling dengan metode merebus gadunslot tuak sampai menciptakan uap. Nantinya uap dialirkan ke daerah penampungan berupa tetesan. Inilah yang disebut bir Bali. Kadar alkoholnya dapat berbeda-beda, tergantung cara kerja penyulingannya.
Komentar Terbaru